22 Maret 2010

Menghukum Anak sorang ( serial Tan Nunggal )

Dari sekian banyak isteri Tan Nunggal seorang yang panjang jodohnya yaitu perempuan yang berasal dari daerah sebedang yang memberinya sepasang anak .Yang tertua adalah Bujang Nadi dan perempuan bernama Dare Nandung .Tetapi kedua anak tersebut dikuburnya hidup-hidup dibukit Sebedang (tempatnya sekarang masih dapat anda kunjungi untuk wisata).
Sebab bagi Tan Nunggal ,ia tidak ingin melihat perbuatan yang kurang baik ataupun janggal didalam kerajaannya ,walaupun yang berbuat itu adalah anaknya sendiri.Dah payah di waktu ittok incarek yang macam iye ...... in nyan ndak oi !!! .... Lanjutkan agek .

Memang kedua kakak beradik itu dianugrahi paras yang indah menawan sehingga masing – masing telah menyatakan bahwa sikakak tidak akan kawin apabila orangnya tidak seperti adiknya demikian pula siadek tidak akan bersuami kalau suaminya tidak seperti kakaknya.Pernyataan isi hati mereka ini rupanya didengar Hulubalang raja sehingga dilaporkan kepada ayahnya Tan nunggal . Betapa berangnya Tan nunggal gemas hatinya mendegar berita itu disangka anaknya telah berbuat kurang baik .Waktu itu juga diperintahkan agar kedua anaknya ditangkap dan segera menghadap.

Walaupun bujukan serta ratap tangis dan permohonan yang menghiba dari kedua anaknya bahwa mereka tidak pernah melakukan perbuatan keji yang dituduhkan kepada mereka .Tan Nunggal tetap pada pendiriannya keputusannya bahwa anaknya telah berdosa dan mendurhaka mereka harus dihukum .Hukuman itu adalah agar mereka ditanam hidup – hidup dalam satu lobang . Kemudian diperintahkannya kepada prajurit dan orang – orang supaya menggali lobang ditempat yang agak tinggi agar anaknya nanti jangan terendam oleh air .Maka digalilah lobang yang agak dalam disebuah bukit yang bernama sebedang .Disanalah kedua kakak beradik itu ditanam hidup – hidup ,diberi barang makanan , alat memasak dan alat-alat tenun yang terbuat dari emas serta seekor ayam jago peliharaan Bujang Nadi .Yang menurut empunya cerita sampai dengan 40 hari masih terdengar suara dari kokok ayam tersebut.

Demikianlah perbuatan Tan Nunggal menghukum anaknya sendiri ,sehingga ia semakin ditakuti oleh sekalian rakyatnya .Sampai sekarang bukit tersebut dinamakan dengan bukit Bujang Nadi Dare Nandung,berdekatan dengan gunung Sebedang.

Pernah terjadi dizaman Belanda dan Jepang dicoba untuk menggali tempat dimana kedua anak tersebut ditanam hidup-hidup guna mengambil alat tenun yang terbuat dari emas tetapi baru sekali dua mencangkul tanah, tanah yang digali itu tertutup kembali seakan – akan tidak membenarkan kepada manusia untuk mengambilnya .Dan kadang – kadang orang disekitar tempat tersebut masih mendengar bunyi kokok ayam jantan bertalu-talu atau bunyi geratongan alat tenun pada malam hari dari tempat Bujang Nadi dan Dare Nandong ditanam, masih hidupkah mereka ? wallah hu alam bissawwab .Benarkah ayam yang berkokok itu kepunyaan Bujang Nadi yang dibawanya ketika akan ditanam dan gemeratongan alat tenun itu kepunyaan Dare Nandung......????
Anda ingin ziarah kesana ............. why not ?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tolong berikan komentar anda di sini